Sekolah untuk Anak Down Syndrome Masih Minim di Kota Bekasi

1 week ago 17

Beranda Metropolis Sekolah untuk Anak Down Syndrome Masih Minim di Kota Bekasi

PEDULI: Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat menghadiri peringatan Bulan Kepedulian Down Syndrome (Down Syndrome Awareness Month/DSAM) di area Car Free Day (CFD) Kota Bekasi, Minggu (5/10).

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Harapan besar disuarakan para orangtua anak dengan Down Syndrome di Kota Bekasi. Mereka meminta pemerintah memberi perhatian lebih, terutama dalam penyediaan fasilitas pendidikan yang hingga kini masih sangat terbatas.

Permintaan itu mengemuka saat peringatan Bulan Kepedulian Down Syndrome (Down Syndrome Awareness Month/DSAM) di area Car Free Day (CFD) Kota Bekasi, Minggu (5/10). Kegiatan yang dihadiri Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Wakil Wali Kota, dan sejumlah pejabat Pemkot itu menampilkan berbagai potensi anak-anak dengan Down Syndrome — mulai dari peragaan busana, bermain musik, hingga menari.

Korwil Persatuan Orangtua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) Bekasi, Egie Fatmawati, menyebut kegiatan ini menjadi langkah awal untuk menghapus stigma negatif terhadap anak-anak Down Syndrome.

“Anak-anak Down Syndrome itu punya kelebihan. Seperti yang kita lihat tadi, mereka bisa menari, bermain musik, bahkan menghasilkan karya,” ujar Egie.

Ia berharap pemerintah dapat lebih serius dalam memberi dukungan nyata, terutama di bidang pendidikan. Saat ini, jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) di Bekasi dinilai masih sangat minim.

“SLB di Bekasi masih sedikit sekali. Baik di kota maupun kabupaten jumlahnya terbatas. Harapannya ke depan pemerintah lebih memperhatikan pendidikan mereka,” tuturnya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, Novrian, menegaskan bahwa cara pandang masyarakat terhadap anak Down Syndrome harus diubah.

“Mereka punya jiwa dan kemampuan yang unik. Yang perlu kita lakukan adalah memberi kesempatan dan memahami potensi mereka,” katanya.

Senada, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Bekasi, Satia Sriwijayanti, menambahkan anak-anak Down Syndrome perlu diberikan ruang untuk berkembang dan berpartisipasi dalam pembangunan.

“Kami berharap tahun depan peran pemerintah bisa lebih besar dalam pengembangan diri mereka. Bahkan sudah ada anak Down Syndrome usia 21 tahun yang diangkat menjadi HRD di perusahaan swasta,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan fasilitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Ia mengumumkan rencana pembangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di kawasan belakang Mapolres Metro Bekasi Kota.

“Peningkatan anggaran ini adalah bukti nyata komitmen Pemkot Bekasi untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” tandasnya.(sur)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |