Beranda Berita Utama Partai Buruh Kecewa Bupati Bekasi Tak Libatkan Diskusi Rotasi-Mutasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Partai Buruh menyampaikan kekecewaannya kepada Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, karena tidak dilibatkan dalam diskusi sebelum rotasi-mutasi pejabat yang dilakukan pada Jumat (22/8). Partai yang ikut mengusung pasangan Bupati Ade dan Wakil Bupati Asep Surya Atmaja itu menilai keputusan bupati mencederai pakta integritas yang telah disepakati dalam koalisi.
Ketua Exco Partai Buruh Jawa Barat, Suparno, menjelaskan bahwa Partai Buruh sejak awal dijanjikan dilibatkan dalam pengambilan keputusan strategis, termasuk penentuan pejabat di empat OPD, yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pertanian. Namun kenyataannya, proses rotasi-mutasi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan tanpa melibatkan partainya.
“Saat itu kenapa kita siap berkoalisi, karena akan dilibatkan untuk kebijakan-kebijakan kerakyatan, sehingga kita bisa memberikan pertimbangan. Kita bukan mengintervensi, minimal memberikan pertimbangan kepada bupati,” ujar Suparno, kepada Radar Bekasi, Minggu (24/8).
Politikus yang juga mengemban jabatan sebagai Plt Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Bekasi itu, makin meradang setelah mendengar kader partainya, Asep Surya Atmaja, yang kini duduk sebagai Wakil Bupati Bekasi tak dilibatkan dalam proses tersebut.
“Informasi Wakil Bupati ke saya tidak diajak diskusi secara detail sama bupati. Kalau wakil diajak diskusi pasti info ke kita, karena wakil merupakan bagian dari Partai Buruh,” ucapnya.
“Ini sudah ada indikasi bahwa bupati wanprestasi terhadap pakta integritas atau kesepahaman saat koalisi. Karena wakil sama sekali enggak diajak diskusi sama bupati,” sambung Suparno lantang.
BACA JUGA: Bupati Bekasi Copot Jabatan Sekda dan Rombak 13 Kepala OPD
Partai Buruh menyoroti penunjukan Ida Farida sebagai Kepala Dinas Ketenagakerjaan. Sebelumnya Ida menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UKM.
“Kita nggak tahu, apakah kompetensinya sudah dihitung sama bupati apa belum. Kenapa Bu Ida yang dipilih. Kalau hanya asal tunjuk maka normatif, nggak akan ada terobosan-terobosan. Saya nggak tahu jalan pemikirannya bupati, sampai Partai Buruh tidak dilibatkan,” sesalnya.
Suparno menegaskan, tujuan Partai Buruh mengusung pasangan Ade–Asep adalah agar dapat terlibat langsung dalam kebijakan yang berpihak pada buruh.
“Minimal kita dilibatkan saat penentuan di Dinas Tenaga Kerja, karena jelas-jelas itu bidangnya Partai Buruh. Makanya kita nggak habis pikir, ini diluar dari prediksi maupun nalar kita,” ungkapnya.
Meski kecewa, Suparno menegaskan kadernya tidak gelisah. Namun ia memperingatkan, jika Dinas Ketenegakerjaan tidak berpihak pada buruh, Partai Buruh siap mengerahkan basis massa untuk menyampaikan protes.
“Bukan hanya kritik, tidak menutup kemungkinan aksi-aksi unjuk rasa. Kita tinggal menggunakan basis massa saja,” katanya. (pra)