Kalimalang Dijadikan Destinasi Wisata Air, Pegiat Lingkungan: Potensi Tercemar  

1 month ago 41

Beranda Berita Utama Kalimalang Dijadikan Destinasi Wisata Air, Pegiat Lingkungan: Potensi Tercemar  

Kalimalang di KH Noer Ali Kota Bekasi. FOTO: DOKUMEN/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pegiat lingkungan, Sony Teguh Trilaksono, mengkritisi rencana pembangunan destinasi wisata air di Sungai Kalimalang Kota Bekasi. Ia mengingatkan bahwa Kalimalang bukanlah sungai alami, melainkan kanal buatan yang memiliki fungsi vital sebagai penyalur air bersih ke Jakarta.

“Kalimalang bukan sekadar sungai, tapi kanal yang sengaja dibuat. Fungsinya vital untuk kebutuhan air, jadi harus diperhatikan benar-benar kalau mau dijadikan wisata,” ujarnya, Kamis (21/8).

Sony menilai bahwa menjadikan Kalimalang sebagai destinasi wisata dapat menimbulkan berbagai dampak lingkungan, seperti kemacetan lalu lintas di sekitar Jalan KH Noer Alie, peningkatan polusi kendaraan, timbunan sampah, hingga potensi pencemaran air akibat aktivitas wisatawan.

“Kalau untuk taman atau area olahraga di sepanjang Kalimalang saya setuju. Tapi kalau untuk wisata yang sifatnya mengumpulkan orang dalam jumlah besar, itu harus dipikirkan matang-matang,” tambahnya.

Ia menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan lokasi lain yang lebih ideal untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata, seperti Kali Bekasi atau polder air yang tersebar di sejumlah wilayah. Selain itu, Sony menyoroti sempadan sungai yang telah dibebaskan dari bangunan liar sebagai area potensial untuk ditata menjadi ruang publik.

Sejak era Ridwan Kamil menjadi gubernur, wacana revitalisasi Kalimalang memang sudah mencuat. Namun, perdebatan tentang fungsi utama kanal sebagai saluran air bersih versus potensi ekonominya sebagai destinasi wisata masih terus bergulir.

Kini, dengan dimulainya pembangunan, perdebatan itu kembali mengemuka: apakah Kalimalang benar-benar bisa menjadi ikon wisata tanpa mengorbankan fungsi vitalnya.

Di satu sisi, wisata air Kalimalang menjanjikan ruang baru bagi warga Bekasi untuk bersantai, berperahu, atau sekadar menikmati jajanan UMKM di tepi sungai. Di sisi lain, ada tantangan besar menjaga kualitas air dan kelestarian lingkungan agar kanal yang menjadi urat nadi pasokan air bagi ibu kota tidak tercemar.

Kota Bekasi kini berada di persimpangan. Antara membangun destinasi wisata kebanggaan atau justru membuka pintu bagi masalah baru. Semua kembali pada kehati-hatian dalam merancang, menata, dan mengelola Kalimalang agar tetap menjadi sumber kehidupan, sekaligus ruang rekreasi yang berkelanjutan. (sur)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |