Bjorka Klaim Kembali Beraksi 341 Ribu Data Anggota Polri Diduga Bocor ke Publik

6 days ago 21

Beranda Nasional Bjorka Klaim Kembali Beraksi 341 Ribu Data Anggota Polri Diduga Bocor ke Publik

Hacker Bjorka bobol data Polri. (X/@secgron).

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Gelombang kebocoran data kembali mengguncang jagat siber Tanah Air. Peretas Bjorka yang sebelumnya dikabarkan ditangkap, membuat heboh setelah mengklaim merilis data pribadi 341 ribu anggota Polri melalui unggahan di laman X miliknya.

Informasi mengenai aksi peretasan ini pertama kali diungkap pakar keamanan siber Teguh Aprianto melalui akun X pribadinya, @secgron.

Dalam keterangannya, Teguh menjelaskan bahwa data yang dibocorkan berisi informasi penting seperti nama lengkap, pangkat, satuan tugas, nomor ponsel, hingga alamat email anggota Polri.

BACA JUGA: Data NPWP Jokowi hingga Sri Mulyani Diretas, Polri Turun Tangan

“Polisi mengklaim menangkap Bjorka. Padahal yang ditangkap itu cuma faker alias peniru. Bjorka kemudian merespons dengan membocorkan 341 ribu data pribadi anggota Polri,” tulis Teguh di platform X dilansir, Senin (6/10/2025).

Data tersebut diketahui diunggah secara gratis oleh Bjorka pada Sabtu, 4 Oktober 2025, dan dapat diakses bebas publik. Namun, hasil penelusuran menunjukkan data yang beredar bukanlah data terbaru, melainkan berasal dari tahun 2016 hingga 2017.

Kondisi itu mengindikasikan bahwa sebagian nama yang tercantum kemungkinan besar sudah tidak aktif atau bahkan telah memasuki masa purnatugas.

Polisi Tangkap Bjorka

Sebelumnya, jajaran Polda Metro Jaya telah menangkap seorang pria berinisial WFT di Minahasa, Sulawesi Utara, yang mengaku sebagai pemilik akun X bernama @bjorkanesiaaa.

Pria tersebut diketahui telah menggunakan identitas Bjorka sejak 2020 dan sempat mencoba memeras sebuah bank dengan mengatasnamakan sang peretas.

Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus, menyampaikan bahwa hingga kini pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap peran dan aktivitas WFT.

“WFT sudah lama beraktivitas di media sosial dengan mengaku sebagai Bjorka sejak 2020,” jelas Fian dikutip dari JawPos.

Kendati demikian, pihak kepolisian belum dapat memastikan apakah WFT memiliki hubungan langsung dengan aksi-aksi besar Bjorka sebelumnya, seperti:

– Kebocoran 1,3 miliar data kartu SIM
– Kebocoran data pelanggan IndiHome
– Kebocoran data pemilih KPU
– Hingga dokumen transaksi pemerintah yang sempat menghebohkan publik sejak 2022.

Aksi terbaru Bjorka ini kembali menyoroti lemahnya pengelolaan keamanan data di lembaga negara.

Meski yang dibocorkan bukan data baru, insiden ini menjadi pengingat pentingnya audit keamanan siber dan keterbukaan pemerintah dalam menangani kebocoran data publik.

Pakar keamanan siber menilai, berulangnya insiden kebocoran dalam beberapa tahun terakhir harus menjadi alarm keras bagi pemerintah agar segera memperkuat sistem perlindungan data dan memperbaiki mekanisme mitigasi keamanan siber. (cr1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |