Beranda Pendidikan Bangun Daya Pikir Sejak Dini, SD Terapkan Pembelajaran Inkuiri

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pembelajaran inkuiri mulai diterapkan pada siswa kelas 3 Sekolah Dasar (SD) dengan tujuan mendorong mereka aktif bertanya, mencari informasi, dan menemukan jawaban sendiri. Metode ini melatih siswa berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah.
Melalui pembelajaran inkuiri, siswa dilatih menganalisis informasi, mengevaluasi bukti, dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang mereka kumpulkan.
“Pembelajaran inkuiri ini difokuskan pada siswa kelas 3 SD,” ujar Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Bekasi Timur, Nasan, kepada Radar Bekasi.
Menurut Nasan, dengan mengeksplorasi dan menemukan solusi sendiri, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir out-of-the-box dan menghasilkan ide-ide baru.
“Pembelajaran inkuiri yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar dapat meningkatkan motivasi dan rasa ingin tahu mereka,” tambahnya.
Metode ini sering dilakukan dalam kelompok, sehingga siswa belajar bekerja sama, berbagi ide, dan menghargai perspektif orang lain. “Dengan menemukan sendiri konsep-konsep, siswa memiliki pemahaman lebih mendalam dan mampu menerapkannya dalam berbagai situasi,” terang Nasan.
Nasan menambahkan, pembelajaran berbasis inkuiri sudah lama diterapkan dengan tujuan melatih kreativitas dan daya berpikir siswa. “Ini sudah lama dan berdampak positif pada siswa dalam berpikir kreatif dan meningkatkan daya pikir mereka,” jelasnya.
Pembelajaran inkuiri juga dapat digabungkan dengan metode kolaboratif, di mana siswa membentuk tim untuk memecahkan suatu masalah.
“Keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah yang dilatih melalui pembelajaran inkuiri sangat relevan dengan tuntutan dunia kerja dan kehidupan abad 21,” kata Nasan.
Hal senada disampaikan Kepala SDN Jatiluhur 1 Kota Bekasi, Agam Baharudin. Menurutnya, metode pembelajaran inkuiri sudah lama diterapkan di sekolahnya.
“Secara keseluruhan, pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan efektif untuk mengembangkan potensi siswa secara holistik, tidak hanya di aspek kognitif, tapi juga afektif dan psikomotorik,” tandasnya. (dew)