Beranda Pendidikan STEM Latih Siswa Berpikir Kritis, Kreatif, dan Inovatif

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pembelajaran Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) dinilai sebagai model pendidikan yang sangat relevan untuk dikembangkan di Indonesia.
Pendekatan ini mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, pemecahan masalah, serta kesiapan karier di bidang sains, teknologi, dan rekayasa.
Meskipun masih menghadapi tantangan dalam hal kesiapan guru dan keterbatasan fasilitas, pembelajaran berbasis STEM mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, hingga orang tua. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem pendidikan yang inovatif dan berdaya saing.
“Perkembangan pembelajaran STEM cukup baik di berbagai negara seperti Eropa, Singapura, dan Tiongkok. Model ini efektif melatih siswa untuk berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, serta memecahkan masalah secara inovatif,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Citra Mutiara Kabupaten Bekasi, Prawiro Sudirjo, kepada Radar Bekasi.
Menurutnya, Indonesia perlu segera menerapkan pembelajaran STEM secara masif agar anak bangsa mampu bersaing secara global, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjadi generasi yang adaptif serta inovatif.
“Keterampilan STEM sangat relevan dengan dunia kerja masa depan yang berbasis teknologi, seperti data science dan kecerdasan buatan,” jelasnya.
Prawiro menambahkan, pendekatan ini juga menumbuhkan semangat kewirausahaan melalui kegiatan yang mendorong siswa menciptakan solusi inovatif dan prototipe produk.
“Dengan dasar STEM yang kuat, siswa akan lebih mahir dalam penggunaan teknologi seperti coding dan robotik, yang sangat penting di era digital,” ungkapnya.
Lebih lanjut, STEM juga membuat proses belajar lebih bermakna karena siswa dapat memahami fungsi pelajaran dalam konteks dunia nyata. Ini dinilai penting untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing.
“Jika siswa sudah menguasai STEM, maka mereka bisa menjadi generasi kompeten yang mampu berkontribusi dalam kemajuan teknologi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tegas Prawiro.
Hal senada disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 8 Kota Bekasi, **Istiyo Wahyuni**, yang menyebut penguasaan STEM menjadi kebutuhan penting saat ini.
“Memang masih ada tantangan, terutama terkait kesiapan guru dalam menyusun modul serta berkolaborasi menerapkan pembelajaran berbasis STEM. Keterbatasan fasilitas juga masih menjadi kendala,” ungkapnya.
Meski demikian, Istiyo meyakini bahwa pengembangan pembelajaran STEM tetap krusial bagi Indonesia agar mampu mencetak generasi muda yang adaptif dan siap berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi serta kemajuan teknologi nasional. (dew)