Prabumulih Kembali Tenang, Wali Kota Fokus Pembangunan

3 weeks ago 29

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Suasana Kota Prabumulih kembali tenang setelah sempat memanas akibat polemik pencopotan Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah. Wali Kota Prabumulih, Arlan, yang sebelumnya menuai sorotan, akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan membatalkan keputusan tersebut.

Langkah Arlan disambut baik, bukan hanya oleh Roni, tetapi juga masyarakat yang menginginkan situasi tetap kondusif demi kelanjutan pembangunan.

Sikap Rendah Hati Wali Kota

Dalam konferensi pers di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Kamis (18/9), Arlan mengakui kesalahan yang dilakukan. Menurutnya, keputusan mencopot kepala sekolah merupakan tindakan emosional yang seharusnya tidak terjadi.

“Pertama-tama saya mohon maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga Prabumulih. Saya akui, keputusan itu adalah kesalahan saya. Ke depan, ini menjadi pembelajaran penting agar saya lebih sabar dan bisa mengontrol diri,” kata Arlan dengan nada tegas namun penuh penyesalan.

Ia juga menambahkan, introspeksi diri adalah langkah penting agar kepercayaan publik tetap terjaga.

“Saya manusia biasa, bisa khilaf. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita memperbaiki diri dan tidak mengulanginya,” imbuhnya.

Salah satu momen yang menenangkan publik adalah pertemuan langsung antara Arlan dan Roni. Wali Kota dengan kerendahan hati mendatangi rumah Roni untuk meminta maaf secara pribadi.

“Beliau datang ke rumah, duduk bersama, dan berbicara dari hati ke hati. Itu bukan hal mudah bagi seorang pemimpin, tapi beliau lakukan. Saya anggap itu langkah baik dan menunjukkan sikap besar hati,” ujar Roni.

Roni kemudian kembali aktif menjabat Kepala SMPN 1 Prabumulih pada 17 September 2025. Ia menegaskan bahwa insiden ini sudah ditutup dan yang terpenting adalah melanjutkan tugas melayani pendidikan bagi siswa.

“Sekarang saya hanya ingin fokus bekerja, memberikan yang terbaik untuk anak-anak,” katanya.

Masyarakat Ingin Tenang

Meski sempat gaduh, mayoritas warga Prabumulih menilai masalah ini sebaiknya tidak berlarut-larut. Bagi mereka, pembangunan jauh lebih penting daripada memperbesar konflik.

Salah seorang tokoh masyarakat menyebut, “Kami sudah cukup mendengar pro dan kontra. Yang kami harapkan sekarang adalah suasana kembali adem. Kalau suasana panas terus, pembangunan bisa terganggu, dan yang rugi masyarakat sendiri.”

Suara serupa juga datang dari kalangan pemuda. Sejumlah komunitas kreatif di Prabumulih menyatakan bahwa mereka ingin situasi kembali stabil agar program kolaborasi dengan pemerintah tetap berjalan.

“Anak muda di sini ingin bergerak. Kalau suasana panas terus, energi habis untuk ribut, bukan untuk berbuat,” ujar seorang aktivis muda.

Arlan sendiri mengakui bahwa polemik ini sempat diperbesar oleh pihak-pihak tertentu. Narasi negatif yang beredar di media sosial dan obrolan publik membuat situasi semakin panas. Namun ia menegaskan, langkah yang diambilnya adalah dengan sikap terbuka, bukan defensif.

“Banyak suara yang berkembang, ada yang memperkeruh suasana. Tapi saya tidak ingin terpancing lagi. Lebih baik fokus menenangkan masyarakat dan memastikan program pembangunan tetap berjalan,” kata Arlan.

Pembangunan yang Berlanjut

Di tengah polemik, roda pembangunan di Prabumulih tetap bergerak. Sejumlah proyek infrastruktur jalan, revitalisasi pasar tradisional, dan program perbaikan layanan kesehatan terus berjalan sesuai rencana.

Arlan menyebut, salah satu prioritas utamanya adalah peningkatan kualitas pendidikan dan fasilitas umum.

“Anak-anak harus tetap mendapat fasilitas terbaik. Guru dan sekolah juga perlu dukungan penuh. Karena itu, saya pastikan sektor pendidikan tetap menjadi perhatian utama,” ujarnya.

Selain itu, Pemkot Prabumulih juga tengah mendorong program lingkungan berkelanjutan. Dari penanaman pohon, pengelolaan sampah terpadu, hingga kampanye kota hijau, semua diarahkan untuk menciptakan Prabumulih yang nyaman ditinggali.

“Kalau kita terus ribut soal satu masalah, siapa yang mengurus program-program ini?. Jadi saya minta semua pihak kembali fokus ke pembangunan,” tegas Arlan.

Pesan Damai untuk Warga

Bagi masyarakat, langkah Arlan yang meminta maaf dianggap sebagai sinyal bahwa kota ini bisa melanjutkan agenda pembangunan dengan suasana yang lebih harmonis. Banyak warga berharap tidak ada lagi gesekan politik yang mengorbankan ketenangan bersama.

Seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Cambai mengatakan, “Kami hanya ingin Prabumulih tetap damai. Anak-anak bisa sekolah dengan tenang, kami bisa bekerja tanpa ada kegaduhan. Itu yang paling penting.”

Dengan hubungan yang mencair antara Wali Kota dan Kepala Sekolah, serta dukungan masyarakat yang ingin kondisi tetap adem, situasi di Prabumulih kini berangsur normal. Publik menilai insiden ini cukup dijadikan pelajaran bersama, bukan bahan untuk memperpanjang konflik.

“Setiap manusia bisa salah. Tapi kalau sudah ada permintaan maaf dan perbaikan, sebaiknya kita tutup lembaran lama. Mari fokus ke masa depan,” kata salah satu tokoh agama setempat.

Arlan menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh pihak bersatu menjaga stabilitas kota.

“Kesalahan sudah saya akui, hubungan sudah kembali baik, dan masyarakat sudah menunjukkan kedewasaan. Sekarang mari kita jaga Prabumulih tetap tenang. Dengan suasana kondusif, pembangunan bisa lebih cepat memberi hasil nyata bagi warga,” ujarnya.

Dengan hubungan yang mencair, dukungan masyarakat yang menginginkan ketenangan, dan pembangunan yang terus berjalan, Prabumulih kini kembali menatap masa depan dengan optimisme baru. (*)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |