Beranda Nasional Polemik SMPN 1 Berakhir, Wali Kota Prabumulih Pilih Introspeksi dan Kembali Fokus Pembangunan untuk Masyarakat

RADARBEKASI.ID, PRABUMULIH – Suasana Kota Prabumulih kini kembali tenang setelah Wali Kota Arlan secara terbuka meminta maaf terkait pencopotan Kepala SMPN 1 Prabumulih.
Langkah ini sebagai upaya rekonsiliasi yang menegaskan pentingnya introspeksi dan menjaga kondusivitas di tengah dinamika publik.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/9), Arlan menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi refleksi besar bagi dirinya.
“Saya memohon maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga Prabumulih. Kesalahan ini saya jadikan pelajaran penting agar lebih bijak ke depan,” ungkapnya.
Arlan mengakui bahwa kasus ini sempat menimbulkan kegaduhan. Meski ada pihak yang memperbesar persoalan, ia menegaskan bahwa introspeksi diri adalah langkah penting untuk memulihkan kepercayaan publik.
“Banyak opini berkembang, sebagian membuat situasi makin panas. Tapi saya yakin, dengan keterbukaan dan perbaikan, kita bisa kembali fokus pada tujuan utama: pembangunan untuk masyarakat,” jelasnya.
Sejak awal masa kepemimpinannya, Arlan mendorong berbagai program prioritas, mulai dari peningkatan infrastruktur jalan, revitalisasi ruang publik, hingga perbaikan layanan pendidikan dan kesehatan.
Ia menegaskan, seluruh agenda pembangunan tetap berjalan sesuai rencana meski sempat diguncang isu pencopotan kepala sekolah.
“Kota ini butuh suasana kondusif. Semua program pembangunan harus tetap dilanjutkan agar manfaatnya nyata dirasakan warga,” tegasnya.
Dukungan dari Kepala SMPN 1
Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, turut merespons permintaan maaf Arlan. Ia mengaku kembali aktif menjabat sejak 17 September 2025 dan melihat sikap terbuka Wali Kota sebagai langkah positif.
“Beliau datang ke rumah saya dengan kerendahan hati. Itu saya anggap sinyal baik untuk memperkuat hubungan ke depan,” ujar Roni.
Ajakan Menjaga Kondusivitas Kota
Di akhir pernyataannya, Arlan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketenangan kota. Kritik tetap diperlukan, tetapi tidak boleh menurunkan semangat membangun kota.
“Kesalahan sudah saya akui, pelajaran sudah saya ambil. Kini mari kita bersatu menjaga Prabumulih agar kondusif, supaya program pembangunan benar-benar bisa dinikmati seluruh warga,” pungkasnya. (*)