Beranda Cikarang Delapan Bulan Tanpa Impor, Indonesia Dekat dengan Swasembada Pangan

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menteri Pertanian, Andi Amran, menyatakan Indonesia sudah tidak mengimpor beras sejak Januari 2025. Selama delapan bulan terakhir, hasil panen padi di sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Bekasi, telah mencukupi kebutuhan lokal.
Andi optimistis, jika empat bulan ke depan tetap tidak ada impor, Indonesia akan berhasil mencapai swasembada pangan.
“Pertama, stok beras kita tinggi. Kedua, tidak ada impor Januari sampai Agustus. Mudah-mudahan empat bulan lagi ke depan bertahan, terwujud swasembada pangan,” ucap Andi di Tambun Utara, Selasa (19/8).
Menurut Andi, menjaga stok beras sangat penting untuk menstabilkan harga. Berbeda dengan Maret 2024, beberapa wilayah kekurangan beras sehingga pemerintah melakukan impor sekitar 4 juta ton.
“Sekarang stok kita tinggi 4 juta ton,” ucapnya.
Meski demikian, Andi menyoroti tantangan untuk mencapai swasembada pangan, yaitu kondisi iklim yang tidak menentu. Kabupaten Bekasi, misalnya, rawan banjir dan kekeringan, sehingga produksi padi sangat bergantung pada irigasi. Selain itu, beberapa wilayah penghasil beras mengalami penurunan harga padi.
“Kalau dari kami, yang menerima laporan kemarin, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung sampai Sulawesi Selatan. Kalau Aceh sudah turun. Mudah-mudaham tidak ada goncangan iklim,” terang Andi.
Selain itu, Andi mengakui masih ada praktik curang dalam penjualan beras oplosan berlabel premium. Beberapa kasus menunjukkan beras berkualitas rendah dijual dengan kemasan premium seharga Rp17 ribu per kilogram, padahal harga seharusnya Rp12 ribu per kilogram.
“Ini standartnya harusnya dijual Rp12 ribu per kilo gram, karena brokernya 30 sampai 40 persen, bahkan 59 persen. Harusnya Rp12 ribu, kenapa dijual Rp17 ribu? Karena itu yang dijual adalah hanya kemasannya,” tutur Andi.
Sementara itu, Wakil Bupati Bekasi, Asep Surya Atmaja, menambahkan seluas 21 hektar lahan tidur dioptimalkan untuk menanam jagung, padi, dan tanaman pangan lainnya sebagai dukungan program swasembada pangan.
“Dioptimalkan ditanami jagung, padi atau tanaman pangan lainnya yang meningkatkan produktivitas,” kata Asep.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Bekasi bersama DPRD sedang memproses penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 35,085 hektar untuk mendukung ketahanan pangan jangka panjang.
“Kalau pola tanamnya benar dan pemerintah hadir, saya yakin Kabupaten Bekasi bisa surplus beras dan padi. Walaupun dikenal sebagai daerah industri, hasil padinya ini juga bagus-bagus,” tandas Asep. (ris)