Beranda Berita Utama Belum Setahun Tinggal, Warga Perumahan The Arthera Hill 2 Enam Kali Dilanda Banjir

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Perumahan The Arthera Hill 2 di Desa Jayasampurna Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi, mengeluhkan banjir yang terus menerus terjadi sejak mereka mulai menempati rumah subsidi tersebut. Ironisnya, meski belum genap satu tahun tinggal di kawasan itu, mereka sudah enam kali dilanda banjir.
Perumahan ini dibangun di atas lahan bekas sawah yang disulap menjadi kawasan hunian rakyat. Saat curah hujan tinggi, banjir dapat mencapai atap rumah, terutama di wilayah yang berada dekat tandon air.
Ketua Paguyuban Warga Perumahan The Arthera Hill 2, Gervi Ezra, mengungkapkan banjir terbaru terjadi pada Senin sore (7/7), diduga akibat jebolnya tanggul kali yang berada di samping perumahan. Padahal, tanggul tersebut baru selesai diperbaiki pascabanjir besar pada Maret 2025.
BACA JUGA: Banjir Terjang 29 Desa di Kabupaten Bekasi, 13.546 Jiwa Terdampak
“Kalau dilihat secara kasat mata, kemungkinan tanggulnya kurang kuat. Jadi saat hujan deras disertai luapan air, tanggul tak mampu menahan dan akhirnya jebol,” ujar Gervi saat ditemui di lokasi banjir.
Menurutnya, sebanyak 274 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir. Di Blok FF, yang letaknya paling dekat dengan tandon air, ketinggian air mencapai atap rumah. Sedangkan di area tengah perumahan, air menggenang setinggi pinggang orang dewasa atau sekitar satu meter lebih. Air mulai surut pada Selasa (8/7) sore, menyisakan genangan setinggi mata kaki.
Gervi menyayangkan belum adanya penanganan maksimal dari pihak pengembang. Bahkan, beberapa warga memilih meninggalkan rumahnya karena tak tahan dengan kondisi yang terus berulang.
“Ini sudah keenam kalinya banjir seperti ini,” ucapnya.
Warga pun berharap ada kebijakan dari pihak pengembang, salah satunya berupa buyback (pembelian kembali rumah) atau relokasi. Namun hingga kini, kata Gervi, belum ada respons memadai.
“Tapi sampai sekarang jawaban developer tidak mampu. Nah hingga banjir yang keenam ini juga belum ada tanggapan dari pihak developer,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, paguyuban warga berencana bersurat ke DPRD Kabupaten Bekasi dan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK).
”Kami akan mengadu ke DPRD supaya aspirasi masyarakat bisa diperjuangkan. Kemudian akan ke Dinas Bina Marga yang mengurusi masalah banjir,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bekasi, Ridwan Arifin, menyatakan bahwa dari sisi administrasi, perumahan The Arthera Hill 2 sudah memiliki izin. Namun dalam rapat dengar pendapat sebelumnya, pihak pengembang telah diminta membangun tanggul dan membuat tandon air agar banjir tidak melanda rumah warga.
“Kalau di Komisi I kan terkait perizinannya. Namun dari hasil rapat yang melibatkan dinas, warga, dan pihak pengembang, telah disepakati bahwa pengembang harus bertanggung jawab atas banjir yang terjadi,” jelas Ridwan.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Agung Mulia, menyebutkan pihaknya akan segera melakukan survei ke lokasi untuk mencari penyebab pasti banjir.
“Masalah ini sudah kami bahas dengan kepala dinas. Kami akan survei dan meninjau ulang rekomendasi peil banjir yang menjadi dasar perizinan. Kami ingin memastikan apakah pembangunan perumahan ini sudah sesuai dengan kajian teknis yang dikeluarkan dinas atau belum,” pungkas Agung. (and)