
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seekor ulat nyaris termakan siswa saat menyantap menu Makanan Bergizi Gratis (MBG), belum lama ini. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi telah mengakui kebenaran atas kabar tersebut.
Kepala Dinkes Kota Bekasi, drh. Satia Sriwijayanti menegaskan, jajarannya menerima laporan adanya temuan ulat di salah satu menu sayuran MBG di sebuah sekolah. Ulat yang ditemukan itu berasal dari sayuran mentah, bukan belatung akibat makanan basi.
“Kemarin kami juga menerima laporan ada sekolah yang bilang ada ulatnya di makanan. Memang dari sayur mentah ulat itu keluar, tapi bukan belatung,” jelas Satia saat ditemui di Plaza Pemkot Bekasi, Rabu (1/10).
BACA JUGA: Sampel Menu MBG di Kota Bekasi Wajib Dicek lewat Penciuman
Menurutnya, temuan itu dipicu kurang bersihnya proses pencucian sayur sebelum diolah. Ulat yang terlihat di nampan makanan tersebut langsung diganti dengan menu baru.
“Dari itu loh, salada (ulatnya), mungkin pencuciannya kurang bersih. Tapi langsung kami tindaklanjuti dan kami survei ke lokasi. Setiap kejadian seperti ini tetap jadi bahan evaluasi,” ujarnya.
Meski begitu, Satia memilih merahasiakan lokasi sekolah dan waktu kejadian. Ia hanya memastikan kasus serupa tidak lagi ditemukan pada hari berikutnya.
“Lokasi rahasia, tapi artinya langsung kami tindak lanjuti dan hari berikutnya tidak ditemukan kembali,” katanya.
Fakta lain yang mencuat, Dinkes Kota Bekasi mencatat masih ada puluhan dapur penyedia MBG yang belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
BACA JUGA: Marak Keracunan MBG, Pemerintah Libatkan Puskesmas-UKS Pantau SPPG
Dari total 78 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tercatat, 58 di antaranya sudah beroperasi namun belum bersertifikat.
“Kalau sampai sekarang memang belum punya yang punya sertifikat. Tapi walaupun belum, kita tetap melakukan pengawasan untuk menjamin kualitas bahan makanan yang ada,” kata Satia.
Ia menjelaskan, penerbitan SLHS yang semula menjadi kewenangan Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), kini sudah dialihkan ke Dinas Kesehatan. Langkah itu dilakukan sebagai percepatan sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri.
“Tetap harus ada uji kualitas makanan, inspeksi kesehatan lingkungan, serta pelatihan bagi petugas pengolah makanan di SPPG,” tegasnya.
Dinkes memastikan evaluasi terus dilakukan agar kasus serupa tidak terulang.
“Tujuannya tetap satu, menjamin keamanan dan kualitas makanan bagi anak-anak di sekolah,” pungkasnya. (rez)