RADARBEKASI.ID, BEKASI – Di tengah hiruk-pikuk wacana umum tentang Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah, Yayasan Al Muslim Tambun sebagai institusi pendidikan swasta yang telah berdiri puluhan tahun, memiliki kisah tersendiri tentang kegiatan makan siang di sekolah.
Bagi Al Muslim, penyediaan fasilitas makan siang bagi murid, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya bukanlah hal baru. Ini adalah tradisi yang telah berjalan lama, sebuah pilar penting dalam membentuk jiwa raga yang sehat, sekaligus membangun karakter yang kuat pada setiap individu di lingkungan sekolah.
Jauh sebelum program MBG menjadi program prioritas nasional, Yayasan Al Muslim Tambun menyadari pentingnya asupan gizi seimbang sebagai penopang utama keberhasilan belajar. Akan tetapi, yang membedakan program MBG dengan program makan siang di Al Muslim adalah filosofis yang melatarbelakanginya: makan siang adalah sarana pendidikan karakter yang holistik.
Kegiatan ini telah menjadi laboratorium sosial dan moral, tempat nilai-nilai luhur ditanamkan melalui rutinitas sehari-hari. Setiap harinya, sesi makan siang dirancang dengan cermat.
Inilah saatnya para murid dan guru duduk bersama, dalam suasana yang mengajarkan banyak hal tanpa perlu ceramah panjang lebar.
Sebelum makan siang dimulai, salah seorang murid mulai memimpin doa. Ritual ini menjadi sebuah refleksi mendalam untuk menumbuhkan rasa syukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Murid diajarkan untuk mensyukuri setiap butir nasi dan lauk pauk sebagai rezeki yang wajib disyukuri, sehingga kegiatan makan siang bernilai ibadah. Pondasi spiritual seperti ini, menanamkan pemahaman pada murid, bahwa rezeki tidak datang begitu saja.
Selain menanamkan rasa syukur, kegiatan makan siang ini dilaksanakan dalam ruangan dan waktu yang bersamaan antara semua murid dan guru, sehingga menghilangkan sekat-sekat perbedaan status sosial.
Momen seperti ini menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Murid belajar saling berinteraksi dan toleransi. Mereka menjadi paham, bahwa selera setiap orang itu berbeda, demikian pula dengan tata cara makannya.
Hal lainnya yang menarik dari kegiatan makan siang bersama di Yayasan Al Muslim Tambun adalah, proses mengambil makanan selalu diawali dengan disiplin antri.
Tata cara seperti ini adalah bentuk latihan nyata dalam menahan diri, sabar menunggu giliran, dan saling menghargai hak orang lain. Murid diajarkan mengambil makanan dengan porsi secukupnya, sehingga semua temannya tidak kehabisan.
Setelah selesai antri mengambil makanan, pendidikan karakter yang ditumbuhkan dari kegiatan makan siang ini adalah etika saat makan. Mereka makan dengan tertib dan tidak terburu-buru.
Semua makanan yang mereka ambil wajib dihabiskan, sehingga tidak ada sisa makanan yang terbuang. Inilah pentingnya menumbuhkan karakter empati terhadap sesama.
Murid harus memahami, bahwa masih banyak saudara kita di luar sana yang sangat membutuhkan makanan, sehingga tidaklah pantas bagi kita untuk membuang-buang makanan.
Selesai makan, setiap murid bertanggung jawab terhadap piring dan peralatan makannya sendiri. Mereka wajib mencuci peralatan makan masing-masing. Selain itu mereka juga diajarkan membersihkan remah-remah di meja makan, menyapu dan mengepel lantai secara piket bergiliran.
Kegiatan ini mengajarkan kebersihan dan tanggungjawab terhadap lingkungan. Murid harus menerapkan pemahaman bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.
Menu makan siang yang dikonsumsi oleh murid dan guru di Yayasan Al Muslim Tambun, disiapkan sendiri oleh tim dapur. Variasi menu dan kecukupan gizi sangat diperhatikan dan diawasi oleh ahli gizi.
Semua bahan baku makanan yang disiapkan, proses pengolahan makanan, sampai pada penyajian, dimonitoring oleh asesor internal, sehingga kebersihan dan keamanan dari makanan yang disajikan sangat terjamin.
Yayasan Al Muslim Tambun sangat menyadari bahwa program makan siang di sekolah adalah sebuah investasi yang sangat penting dalam membangun kecerdasan otak dan karakter.
Para pendidik, tenaga kependidikan, murid, bahkan orangtua murid memahami, bahwa kegiatan makan siang di sekolah, bukanlah sekadar pengisi waktu istirahat, melainkan sebuah proses pendidikan yang sesungguhnya.
Makan siang bersama tidak saja menjadikan murid sehat, tetapi juga berakhlak mulia, dan siap menjadi khalifatullah fil adl yang abdillah dan rahmatan lil ‘aalamin. (*)