Beranda Pendidikan Guru Bekasi Diminta Refleksi Usai Observasi Kelas

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Setelah pelaksanaan observasi, guru diharapkan melakukan refleksi terhadap kinerja mereka.
Proses ini mencakup evaluasi diri, identifikasi tantangan dan kekuatan, serta penyusunan rencana tindak lanjut untuk perbaikan.
Refleksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari introspeksi pribadi, diskusi bersama atasan, hingga pengisian dokumen refleksi yang memuat area peningkatan kompetensi dan rencana pengembangan profesional, seperti pelatihan maupun kolaborasi dengan rekan sejawat.
Kepala SMAN 1 Cikarang Pusat, Sayuti, menjelaskan bahwa observasi pembelajaran di sekolah umumnya dilakukan minimal satu kali dalam setiap semester.
“Biasanya observasi atau supervisi dilakukan setiap semester, umumnya di akhir semester. Namun, bisa juga dilakukan di pertengahan semester,” jelasnya kepada Radar Bekasi.
Menurutnya, setelah observasi, guru akan dipersiapkan untuk melakukan refleksi. Proses ini bisa bersifat terbuka maupun tertutup.
“Tim penilai biasanya memanggil guru untuk menyampaikan hasil observasi. Itu disebut refleksi umum. Bisa dilakukan terbuka, tetapi lebih sering secara tertutup,” terangnya.
Pada refleksi tertutup, lanjut Sayuti, guru akan mengetahui hasil penilaian observasi secara detail, termasuk poin-poin yang masih kurang dan perlu ditingkatkan.
“Refleksi tertutup dilakukan oleh tim penilai bersama guru yang bersangkutan saja. Nantinya disampaikan bagian mana yang dianggap masih kurang dan perlu diperbaiki,” ucapnya.
Ia menambahkan, beberapa hal yang kerap menjadi catatan penilaian adalah kemampuan guru dalam menggali atau memotivasi siswa agar lebih aktif bertanya.
Masih banyak guru yang lebih dominan dalam proses pembelajaran, padahal seharusnya pembelajaran berpusat pada siswa (student center), bukan guru (teacher center).
“Sering kali guru merasa penilaian sudah cukup, padahal masih ada poin yang menurut tim penilai perlu ditingkatkan,” tuturnya.
Senada, Kepala SDN Jatiasih X Kota Bekasi, Sadiah, menyampaikan bahwa observasi di sekolahnya dilakukan lebih awal, yakni di pertengahan semester.
“Memang untuk observasi kami lakukan di pertengahan semester,” ujarnya.
Ia menegaskan, meski ada observasi, proses pembelajaran tetap berjalan normal.
“Pembelajaran tetap seperti biasa, hanya saja dalam observasi kami ikut mengamati jalannya proses pembelajaran,” tandasnya.
Menurut Sadiah, hasil refleksi dari observasi sangat penting untuk mengetahui perkembangan guru sekaligus memperbaiki kekurangan dalam proses belajar mengajar.
“Refleksi ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan guru, sekaligus memperbaiki poin-poin yang masih dianggap kurang,” pungkasnya. (dew)