Beranda Pendidikan FKPP Kota Bekasi Dorong Seluruh Ponpes Punya Unit Usaha Mandiri

RADARBEKASI.ID, BEKASI — Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) mendorong seluruh pondok pesantren (ponpes) di Kota Bekasi untuk memiliki unit usaha mandiri yang memberdayakan santri sekaligus menunjang keberlangsungan operasional pesantren.
Unit usaha ini, seperti toko kelontong, peternakan, pertanian, atau jasa laundry. Tidak hanya menghasilkan pendapatan internal, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran kewirausahaan dan keterampilan bagi santri sebagai bekal hidup bermasyarakat.
Ketua FKPP Kota Bekasi, Ismail Anwar, menyampaikan bahwa saat ini sekitar 60 persen ponpes di Kota Bekasi yang sudah memiliki unit usaha mandiri.
“Belum semua ponpes memiliki unit usaha mandiri, baru sekitar 60 persen di Kota Bekasi,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (29/9).
Beberapa unit usaha yang sudah dijalankan ponpes antara lain peternakan, percetakan, dan travel. Namun, sebagian unit usaha ini masih membutuhkan legalitas, permodalan, dan akses pemasaran.
BACA JUGA: Cegah Kekerasan, FKPP Kota Bekasi Dorong Pesantren Bentuk Satgas Ramah Anak
“Jelang Hari Santri Nasional (HSN), kami ingin membuat Forum Diskusi Group (FDG) bersama pemerintah untuk membantu membangkitkan ekonomi pesantren. Tujuannya agar pesantren lebih mandiri, mengurangi ketergantungan pada bantuan pihak luar, serta memiliki sumber pendanaan internal yang berkelanjutan,” terang Ismail.
Ia menambahkan, selama ini ponpes sudah mengelola operasional secara mandiri, mulai dari sarana-prasarana hingga kebutuhan makan santri.
“Operasional kami berjalan mandiri, namun tetap eksis dan berkembang. Apalagi jika pemerintah memberikan modal untuk mendirikan unit usaha mandiri, usaha bisa lebih berkembang lagi. Santri akan terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, sehingga memiliki jiwa entrepreneurship, keterampilan bisnis, dan bekal masa depan setelah lulus,” harapnya.
Selain itu, FKPP melalui FDG juga ingin membuka wawasan semua pihak untuk membangkitkan ekonomi di ponpes.
“Kami ingin mengintegrasikan ilmu agama dengan keterampilan ekonomi praktis, menciptakan ekosistem pendidikan yang holistik, memberdayakan masyarakat sekitar, dan membangun sistem ekonomi berbasis komunitas yang kuat,” beber Ismail. (dew)